Devi Dwi Sartika nama yg udah diberikan ortu aku dari kecil dan Devi adalah nama panggilan aku yg dari dlu sampai skarang gak pernah di ganti hehe ( maksudnya udah lengket banget sama aku☺), mungkin di usia aku yg baru beranjak dewasa aku jga sudah pernah mengalami hal2 yg di luar perkiraanku sebagi seorang cewek yg baru duduk di kelas 1 SMA di salah satu sekolah terfavorit di tempat tinggal aku mulai dari harus mengalami kekecewaan dalam menjalin sebuah persahabatan. Memang tak ada yang abadi di dunia ini. Tapi paling tidak aku pernah mendapatkan sahabat. Nyatanya, orang yang kuanggap sahabat, justru meninggalkanku kala ku membutuhkan mereka. Selama aku menjadi sahabat mereka aku sama sekali gak pernah nuntut apapun dari mereka atau ngelarang mereka untuk berbuat sesuatu yang mereka sukai aku selalu saja mengiyakan apa yang mereka mau bahkan jarang sekali aku menentang mereka. 11 tahun bukan waktu yang sebentar buat aku menjadikan mereka sebagai sahabat terbaik aku tapi ini semua harus hancur di kala keegoisan menguasai kami satu sama lain. HANCUR mungkin kata2 yang tepat untuk mewakili itu semua persahabatan yang sudah kami jalani selami ini harus hancur karna masing2 dari kami gak pernah mau menyadari kesalah masing2, aku memang diam dan mencoba untuk tidak pernah berpihak pada salah satu sahabat aku jika kami lagi bertengkar tapi kali ini aku gak akan bisa kaya dulu lagi yang harus diam2 aja melihat semua sahabat aku mulai mendapatkan teman2 baru dan mulai melupakan sama siapa sebenarnya mereka dulu dan siapa sahabat mereka yang sebenarnya ?. Ahirnya aku putuskan untuk memulai hidup baru dengan mencoba menjahui mereka semua aku kira dengan cara ini saja bisa membuat aku melupakan mereka yang mulai mengangap aku gak ada.Mungkin cara yang aku pilih salah di mata mereka karna meraka gak tau apa yang selama ini aku rasain waktu mereka semua lagi sibuk2nya sama teman baru mereka, awalnya susah buat ngejalani ini semua karna harus pura2 ngebohongi dari sendiri kalau sebenarnya aku butuh mereka semua, harus pura2 gak ingat hari ultah mereka ngejahuin mereka di saat semua teman2 aku yang lain ngucapin selamat ulang tahun buat mereka sebenarnya pengen ada di samping mereka memberikan kejutan buat mereka tapi aku lagi berusaha untuk menjauh dari mereka semua. Aku juga harus menghadapi masalah yang sangat besar di saat salah satu sahabat aku pergi buat selama-lamanya di bilangin teman yang gak baik dan gak pernah peduli sama mereka sampai salah satu teman aku pergi buat selama-lamanya. Seandainya mereka tau kalau aku gak pernah pengen kaya gini gak pernah pengen menjauhi mereka apalagi punya niat kaya begini tapi karna merekalah aku aku harus jadi kaya gini dan aku harus ngelakuin ini semua perlahan-lahan aku menghilangkan diri aku dari mereka karna itu satu2nya yang bisa aku lakuin untuk menunjukan ke mereka kalau aku bukan cuman sahabat yang pengen ada disamping mereka di saat mereka sedih aja. Tapi sekarang aku sudah senang bisa ngeliat mereka walaupun dari jauh yang intinya aku bakalan ikut senang kalau melihat mereka semua senang meski sahabat mereka sudah bukan aku. Aku begitu lelah menghadapi kesendirianku yang tak kunjung membaik. Aku selalu merasa tak punya teman. Mereka ada tapi tetap saja mereka selalu sibuk dengan urusan mereka sendiri. Tangis yang selama ini kutahan akhirnya pecah juga. Tak lagi terbendung. Sesak di dadaku tak lagi tertahan. Mengapa mereka tak juga sadar aku butuh teman. Aku takut merasa sendiri. Sendiri dalam sepi begitu mengerikan. Apa kurangku sehingga orang yang kuanggap sahabat selalu pergi meninggalkanku. Aku tak bisa mengerti semua ini. Begitu banyak pengorbanan yang kulakukan untuk sahabat-sahabatku, tapi lagi-lagi mereka ‘melupakanku’. Mungkin aku sudah terlalu lelah menghadapi ini semua sampai akhirnya aku membuat keputusan sendiri untuk menjauhi mereka semua. Tapi walaupun begitu mereka tetap bahagia bersama teman baru mereka atau sahabat baru mereka mungkin yang lebih mengerti mereka dan lebih tau mereka dari pada aku yang hanya terus-terusan diam dan pura-pura tidah tau. Kalau seandainya aku bisa berbicara dengan mereka aku akan memberi tau mereka bahwa aku bahagia melihat kalian tersenyum bahkan tertawa bersama sahabat baru kalian meski itu bukan aku.Maaf aku mungkin gak bersama kalian lagi tapi aku tetap mengangap kalian sahabat terbaik yang pernah aku miliki :) . kita selamanyakan meski udah gak sama-sama lagi.
Rabu, 16 Mei 2012
♕ Buat Sahabat ♕
Devi Dwi Sartika nama yg udah diberikan ortu aku dari kecil dan Devi adalah nama panggilan aku yg dari dlu sampai skarang gak pernah di ganti hehe ( maksudnya udah lengket banget sama aku☺), mungkin di usia aku yg baru beranjak dewasa aku jga sudah pernah mengalami hal2 yg di luar perkiraanku sebagi seorang cewek yg baru duduk di kelas 1 SMA di salah satu sekolah terfavorit di tempat tinggal aku mulai dari harus mengalami kekecewaan dalam menjalin sebuah persahabatan. Memang tak ada yang abadi di dunia ini. Tapi paling tidak aku pernah mendapatkan sahabat. Nyatanya, orang yang kuanggap sahabat, justru meninggalkanku kala ku membutuhkan mereka. Selama aku menjadi sahabat mereka aku sama sekali gak pernah nuntut apapun dari mereka atau ngelarang mereka untuk berbuat sesuatu yang mereka sukai aku selalu saja mengiyakan apa yang mereka mau bahkan jarang sekali aku menentang mereka. 11 tahun bukan waktu yang sebentar buat aku menjadikan mereka sebagai sahabat terbaik aku tapi ini semua harus hancur di kala keegoisan menguasai kami satu sama lain. HANCUR mungkin kata2 yang tepat untuk mewakili itu semua persahabatan yang sudah kami jalani selami ini harus hancur karna masing2 dari kami gak pernah mau menyadari kesalah masing2, aku memang diam dan mencoba untuk tidak pernah berpihak pada salah satu sahabat aku jika kami lagi bertengkar tapi kali ini aku gak akan bisa kaya dulu lagi yang harus diam2 aja melihat semua sahabat aku mulai mendapatkan teman2 baru dan mulai melupakan sama siapa sebenarnya mereka dulu dan siapa sahabat mereka yang sebenarnya ?. Ahirnya aku putuskan untuk memulai hidup baru dengan mencoba menjahui mereka semua aku kira dengan cara ini saja bisa membuat aku melupakan mereka yang mulai mengangap aku gak ada.Mungkin cara yang aku pilih salah di mata mereka karna meraka gak tau apa yang selama ini aku rasain waktu mereka semua lagi sibuk2nya sama teman baru mereka, awalnya susah buat ngejalani ini semua karna harus pura2 ngebohongi dari sendiri kalau sebenarnya aku butuh mereka semua, harus pura2 gak ingat hari ultah mereka ngejahuin mereka di saat semua teman2 aku yang lain ngucapin selamat ulang tahun buat mereka sebenarnya pengen ada di samping mereka memberikan kejutan buat mereka tapi aku lagi berusaha untuk menjauh dari mereka semua. Aku juga harus menghadapi masalah yang sangat besar di saat salah satu sahabat aku pergi buat selama-lamanya di bilangin teman yang gak baik dan gak pernah peduli sama mereka sampai salah satu teman aku pergi buat selama-lamanya. Seandainya mereka tau kalau aku gak pernah pengen kaya gini gak pernah pengen menjauhi mereka apalagi punya niat kaya begini tapi karna merekalah aku aku harus jadi kaya gini dan aku harus ngelakuin ini semua perlahan-lahan aku menghilangkan diri aku dari mereka karna itu satu2nya yang bisa aku lakuin untuk menunjukan ke mereka kalau aku bukan cuman sahabat yang pengen ada disamping mereka di saat mereka sedih aja. Tapi sekarang aku sudah senang bisa ngeliat mereka walaupun dari jauh yang intinya aku bakalan ikut senang kalau melihat mereka semua senang meski sahabat mereka sudah bukan aku. Aku begitu lelah menghadapi kesendirianku yang tak kunjung membaik. Aku selalu merasa tak punya teman. Mereka ada tapi tetap saja mereka selalu sibuk dengan urusan mereka sendiri. Tangis yang selama ini kutahan akhirnya pecah juga. Tak lagi terbendung. Sesak di dadaku tak lagi tertahan. Mengapa mereka tak juga sadar aku butuh teman. Aku takut merasa sendiri. Sendiri dalam sepi begitu mengerikan. Apa kurangku sehingga orang yang kuanggap sahabat selalu pergi meninggalkanku. Aku tak bisa mengerti semua ini. Begitu banyak pengorbanan yang kulakukan untuk sahabat-sahabatku, tapi lagi-lagi mereka ‘melupakanku’. Mungkin aku sudah terlalu lelah menghadapi ini semua sampai akhirnya aku membuat keputusan sendiri untuk menjauhi mereka semua. Tapi walaupun begitu mereka tetap bahagia bersama teman baru mereka atau sahabat baru mereka mungkin yang lebih mengerti mereka dan lebih tau mereka dari pada aku yang hanya terus-terusan diam dan pura-pura tidah tau. Kalau seandainya aku bisa berbicara dengan mereka aku akan memberi tau mereka bahwa aku bahagia melihat kalian tersenyum bahkan tertawa bersama sahabat baru kalian meski itu bukan aku.Maaf aku mungkin gak bersama kalian lagi tapi aku tetap mengangap kalian sahabat terbaik yang pernah aku miliki :) . kita selamanyakan meski udah gak sama-sama lagi.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar